Bersama Melopat ke Masa Depan Gemilang

Bersama Melopat ke Masa Depan Gemilang
Kebahagiaan Kami dalam Gembira Melompat Bersama di Syah-alam, Malaysia (Ayah Ikang Fawzi, Ibu Marissa Haque, Saya Bella Fawzi, dan Kiki Fawzi Adikku, 2010)

Menyeberangi Kuala Lumpur, Malaysia: Ikang Fawzi, Marissa Haque, Bella Fawzi & Chikita Fawzi

Menyeberangi Kuala Lumpur, Malaysia: Ikang Fawzi, Marissa Haque, Bella Fawzi & Chikita Fawzi
Tahun Baru 2010 di KL, Malaysia: Ayah Ikang Fawzi, Ibu Marissa Haque, Bella Fawzi, dan Chikita Fawzi Adikku (2/1/2010)

Bella dan Ibu ku Marissa Haque Tahun Baru 2010 di Medan, SUmut

Bella dan Ibu ku Marissa Haque Tahun Baru 2010 di Medan, SUmut
Terimakasih Kami pada Tante Vonny Ibu Bhayangkari Kota Medan, Sumut

Bella Ingin Seperti Ayah Ikang Menjadi Penyanyi

Bella Ingin Seperti Ayah Ikang Menjadi Penyanyi
Bella Fawzi Duet dgn Ayah Ikang Tahun Bari 2010 di Medan Sumut.

Chikita Fawzi & Ayah Ikang Fawzi di Banting, Malaysia

Chikita Fawzi & Ayah Ikang Fawzi di Banting, Malaysia
Penampilan Pertama Kiki di Distrik Banting, Malaysia (2/1/2010)

Chikita Fawzi, Ikang Fawzi Ayah Kami

Chikita Fawzi, Ikang Fawzi Ayah Kami
The Diary Rock Band from Malaysia. 2-1-2010

The Singing Ambassador Dato' Fawzi Abdulrani Inspirasiku

The Singing Ambassador Dato' Fawzi Abdulrani Inspirasiku
Dato' Fawzi, Bella dan Ayah Ikang, Sebelum Dato' Fawzi Meninggal Dunia

The Classical Music I Love

Rabu, 13 Januari 2010

Cerita Musik dan Cinta Ayahku kepada Aku Sulungnya: Bella Fawzi

Sumber: http://ikangfawzi-liriklagu.blogspot.com/

Lucu juga kalau membayangkan relasi dan komunikasi Ayahku Ikang Fawzi dan Ibuku Marissa Haque atas perjalanan berumahtangganya. Duh, bagaimana nanti kalau saya juga telah berumahtangga dan suamiku juga punya pengalaman unik dengan mantannya yang tak jadi dinikahinya terus kemudian menghantui seluruh tahun perjalanan berumahtanggaku seperti kasus cinta Tante Christine Panjaitan itu? hehe... au' ah 'lap! Nggak mau mikirin sekarang, pusing! Cukup Ayah dan Ibuku saja yang pusing dengan para mantan pacar mereka masing-masing... hehe...

Eh... tapi yang jelas sebagai seorang reporter suatu saat aku ingin mewawancarainya untuk televisi dimana aku sekarang bekerja. Tentu diawal aku tak ingin memperkenalkan diri sebagai anaknya Ikang Fawzi, nanti sajakalau wawancaranya selesai... hehe... Jahil ya saya? Saya nggak jahat kok, hanya ingin nagsih tahu ke Tante Chris bahwa suara merdunya sebetulnya disukai juga oleh Ibuku Marissa Haque, asalkan bukan yang dikarang Rinto Harahap karena selera Ibuku memang bagus dalam hal bermusik.

Dibawah ini terlampir copy dari paspor tua ayahku ketika masih menjadi kekasih Tante Christine Panjaitan tahun 1981-1983. Ganteng memang Ayah Ikangku itu. Inginnya aku punya calon suami mirip Ayah Ikang... Beruntulah Ibuku Marissa Haque yang bersedia dinikahinya serta dicintai sampai mati selamanya. Saya Bella Fawzi sulung mereka menjadi saksi akan Kasih Abadi mereka berdua--tentu ditengah gelombang pasang surut hubungan emosional mereka sebagai suami dan istri ya?

Namun tak ada salahnya kita pelajari suasana tulisan mereka disalah satu blog yang mereka miliki menarik agar dapat menjadi lesson-learn bagi kita semua sebagai the later generation didalam berumah tangga kelak ya? Agar mampu langgeng tanpa harus bercerai-berai. Sekali menikah untuk selamanya... semoga apa yang menjadi motto Ayah dan Ibuku dapat kita semua ambil hikmahnya.


"Aku Cinta Kamu": Kontemplasi Ikang Fawzi
Lagu ini tercipta oleh salah seorang kawan baik Ikang Fawzi bernama Rudi Gagola yang mengambil inspirasi dari inspirator utama Ikang saat itu--sicantik Marissa Haque bintang film ternama Indonesia yang sedang naik daun serta memenangi sejumlah penghargaan diberbagai Festival Film nasional dan internasional.

Rudi Gagola menangkap getaran cinta terdalam Ikang kepada sang aktris terbaik Indonesia saat yang membulatkan tekadnya untuk bersegera mengawininya. Rudi sering mendengar Ikang mengatakan padanya bahwa ia takut Marissa Haque keburu disambar oleh lelaki lain yang memang dimasa itu sangat banyak yang sedang mengincar calon kekasihnya lawan bermainnya dalam film "Tinggal Landas buat Kekasih."Tak lama setelah Ikang memutuskan tali cinta dengan teman sesama mahasiswa di Universitas Indonesia--penyanyi pop melow asuhan Rinto Harahap bernama Christine Panjaitan--Ikang menyatakan tekad wajib menjadikan Marissa Haque sebagai istrinya. "Tak boleh ditunda lagi," katanya saat itu. Apalagi calon ibu mertua Ikang seorang keturunan darah biru dari Jawa Timur telah menerima Ikang dengan tangan sangat terbuka. Tantangan kecil hanya datang dari calon ayah mertuanya yang menginginkan Ikang Fawzi calon menantunya adalah seorang dokter dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (yang diurusnya) atau sebaiknya Ikang Fawzi jadi penyanyi keroncong saja! Konyol memang...

Ketika Ikang dan Marissa sudah 'jadian', konon dikhabarkan Marissa Haque pernah sangat cemburu pada sang mantan Ikang bernama Christine Panjaitan. Atas beberapa kali kejadian--dikarenakan tanpa sepengatahuan Marissa atas informasi dari (alm) ibu kandung Ikang dan kakak tertua Ikang Kak Uttie Fawzi-Tangkau--Christine Panjaitan masih sering bertelpon-ria kerumah Ikang atau kekantor Kak Uttie untuk sekedar curhat atau diskusi 'rahasia' tertentu tentang penderitaan dia dibawah tekanan keluarganya harus menikah dengan sesama orang Batak dan dari agama yang sama (HKBP). Marissa pun lalu berang, dan mengancam akan meninggalkan Ikang dengan memilih pergi ke Amerika Serikat dengan cara menerima tawaran main dalam film produksi Bapak Hatoek Soebroto dan sutradara Sophan Sophiaan. Tak kurang, Ikang pun juga lalu panik dan menjadi sangat cemburu! Karena lawan bermain Marissa didalam film yang akan diproduksi tersebut bukan dirinya.Ketika tiba saatnya Marissa harus segera mengabarkan kepada sutradara Sophan Sophiaan dan atau Bapak Hatoek Soebroto terkait kesediaannya untuk menerima atau tidak tawaran menjadi pemeran utama dalam film "Arini Masih Ada Kereta yang Akan Lewat" yang berlokasi di Amerika Serikat, Ikang pun lalu memberi ultimatum kepada Marissa. Isi ultimatum tersebut adalah: (1) segera menikah dengannya; atau (2) sepulang dari Amerika Serikat Ikang balik kemantannya bernama Christine Panjaitan; atau (3) Marissa pulang dari Amerika Serikat akan melihat Ikang sudah ada gandengan pacar baru lainnya!

Dan... aha! Marissa Grace Haque sang aktris terbaik saat itu ternyata lebih ikhlas meninggalkan kesempatan emas untuk menjadi pemeran utama dalam sebuah film apik yang pada akhirnya mengadikan aktris Widyawati Sophiaan mendapatkan piala Citra sebagai pemeran utama wanita terbaik FFI tahun 1988, dan memenuhi keinginan pujaan hatinya Ikang Fawzi untuk tetap di Indonesia serta ... menerima pinangan dirinya dengan menikah siri di Desa Gekbrong, Sukabumi pada 3 Juli 1986 dengan disaksikan oleh sutradara (alm) Sjumandjaja dan istrinya saat itu aktris Zoraya Perucha, adik beliau Sjumantiasa, anak Sutan Takdir Alisjahbana bernama Artaria Alisjahbana, dan beberapa ikhwan serta akhwat pengajian Tasawuf lainnya. Ya, saat itu memang Marissa Haque tengah getol-getolnya mencari kebenaran didalam agama Islam dengan cara menggali kepada beberapa orang Mursyid Islam. Setelah Marissa dan Ikang melangsungkan nikah siri, tak lama terdengar Christine Panjaitan juga melangsungkan pernikahan dengan seorang pria pilihan keluarganya dari suku dan agama yang sama. Seorang dokter yang dikenalnya kurang dari setahun, namun sangat direstui ibunya bernama Nurmala Sitompul.

Dikarenakan 'trauma' atas kejadian masih berhubungannya Ikang dan sang mantan Christine Panjaitan dibelakang punggungnya--rupanya kejadian dimasa lalu tak jua mampu memendam api cemburu Marissa Haque pada Christine Panjaitan--Marissa pun mengajukan syarat pada Ikang. Yaitu, agar pada pesta perkawinan resmi mereka kelak baik ijab kabul maupun digedung pesta Wiperti (Wisma Pertamina International) di Sinabung, Jaksel--agar tidak ada satupun dari mantan-mantan pacar dari kedua belah pihak yang diundang! Ikang pun segera menyetujui syarat yang diajukan Marissa, walau pada akhirnya harus menelan kenyataan pahit ketika komentar minor dari Christine Panjaitan yang dilontarkan kepada Ikang dan Marissa melalui beberapa media cetak bahwa dirinya merasa sakit hati dan tidak bahagia mengapa tidak diundang disaat Ikang menikah dengan Marissa menikah. Christine pun beberapa kali menggerutu melalui beberapa wawancara radio yang diasuh oleh Bens Leo di Jakarta dan Ratna Djuwita di Bandung, bahwa pada saat dirinya menikah dengan dr. Maringan, Ikang sebagai mantannya serta seluruh keluarganya diundang kenapa pada waktu sebaliknya dia dan keluarganya tidak diundang? Namun keputusan paling bijaksana dari Ikang Fawzi saat itu adalah lebih memilih menjaga hati Marissa Haque yang telah menjadi istri sahnya, yang akan menjadi ibu dari anak-anak yang akan dilahirkannya.

Ikang dan Marissa memang berjodoh! Mereka saling sangat mencintai satu dengan lainnya. Yang paling disukai Ikang atas Marissa selain kedua bentuk matanya yang indah serta kulit wajahnya yang halus-mulus adalah bahwa watak Marissa yang menyukai hidup sederhana. Sebagai contoh, Marissa lebih menyukai memberikan sebagian tabungannya pada masyarakat duafa binaannya daripada harus menggelar pesta pernikahan dihotel mewah berbintang lima. Alasannya toh mereka sudah suami-istri lebih dari setengah tahun sebelumnya!

Ikang dan Marissa menikah resmi pada tanggal 12 April 1987 di Jakarta. Disaksikan oleh keluarga dari kedua belah pihak dan seluruh kerabat serta handai taulan. Tampak menjadi saksi didalam ijab kabul dirumah mewah mempelai wanita anak salah seorang elit Pertamina Pusat bertempat di rumah Jl. Lapangan Roos Raya No. 36, Tebet Utara, Jaksel. Tak kurang tampak hadir sutradara Arifin C. Noer dan istrinya Jajang C. Noer, serta sutradara MT Risyaf dan keluarga yang mengorbitkan pertama kali Marissa Haque sebagai aktris film nasional.

Bermusik dengan Hati: Pesan Ayahku Ikang Fawzi

Bermusik dengan Hati: Pesan Ayahku Ikang Fawzi Nak... kalau bermusik dan menyanyi itu pakai feeling ya? Harus dengan hati biar sampai getar rasanya kepada yang mendengar, apapun pesan dari isi lagu karyamu yang ingin disampaikan... demikian selalu terngiang kata-kata manis dalam belai usapan kepalaku oleh Ayahku tercinta Ikang Fawzi.

Ya Ayah... Bella akan ingat selalu, kataku sembari bermanja dalam pelukan Ayahku.